PENGARUH SENJATA BIOLOGIS (BIOWEAPONS) DIMASA YANG AKAN DATANG

Empat tahun sudah pandemi COVID-19 berlalu, namun siapa sangka bahwa terdapat isu mengenai konspirasi senjata biologi dari pandemi tersebut. Isu mengenai senjata biologi atau bioweapon pada pandemi COVID-19 ternyata hoax . Terlepas dari isu hoax mengenai penerapan bioweapon saat pandemi berlangsung bioweapon sendiri sudah digunakan sebelum abad ke-20 dimana perang pertama yang menggunakan senjata biologis yaitu terjadi pada tahun 1347 ketika pasukan Mongol terkena wabah. Wabah tersebut muncul dari situ mulailah terjadi pandemi balck death yang dilansir dari britanica.com . Banyak yang mengira peperangan hanya menggunakan peralatan perang saja namun pada kenyataannya terdapat senjata yang tanpa menggunakan tenaga mampu membunuh lawan yaitu bioweapon. Sebenarnya apa itu bioweapon? Bioweapon atau senjata biologis merupakan senjata yang digunakan dalam menyerang suatu objek yang berasal dari komponen biologis seperti virus, bakteri, dan orgaisme pembawa penyakit lainnya dengan sasaran yang lebih tepat dibandingkan senjata lain. Senjata biologis (bioweapons) ini lebih tepat mengenai sasaran dibandingkan alat-alat senjata lain sebab suatu virus, bakeri,atau organisme lain akan spesifik dalam menularkan wabah berupa penyakit dnan kriteria penyerangan yang sudah ditentukan ketika membuat senjata biologis tersebut.

Pembuatan senjata biologis dibuat dengan metode peggabungan rangkaian DNA yang disintesis dengan penambaan campuran kimia untuk menghidupkannya sehinggga terbentuk suatu patogen yang mampu menciptakan wabah baru ataupun wabah yang lama namun dihidupkan kembali. Senjata biologi (bioweapons) dapat dikatakan bagus apabila patogen mudah ditularkan, tepat sasara, menimbulkan penyakit yang serius dengan harapanya akan meninggal, dan gejala yang ditimbulkan mempunyai sifat yang susah didiagnosis dan tidak mudah dalam proses penyembuhannya. Patogen yang digunakaan sebagai senjata biologis (bioweapons) akan bepotensi sangata berbahaya apabila dimunculkan kembali dengan tujuan yang tidak tepat akan sangat beresiko apalagi terdapat beberapa negara yang bisa mengakses database biologis dari virus tersebut. Lebih parahnya akan digunakan para teroris dalam misi mereka yang mengakibatkan keamanan dari senjata biolois bisa dikatakan sudah tidak ada. Pesatnya ilmu pengetahuan tentang operasi bioteknologi dapat mengembangakan organisme bahkan organisme terkecil mampu dijadikan senjata seperti penggunaan mikroorganisme dalam pembuatan senjata biologis dimana mikroorganisme ini dapat merusak material. Faktanya mikoorganise alami dapat mendegradasi beberapa bahan dan bisa dimanfaatkan untuk mendetoksifikasi pencemaran lingkungan. Rekayasa genetika sangatalah membantu dalam pembuatan senjata biologis (bioweapons) yang membuat organisme berkembang lebih efektif bekerja saat digunakan. Seperti pemanfatan Bacillus anthracis yang merupakan peyebab penyakit antrax. Senjata – senjata biolois seperti ini seharusnya diteliti lebih lanjut sebelum diaplikasikan ke lingkungan, sebab senjata biologi memiliki karakteristik yang mudah menyebar dan konsisten. Diteliti lebih lanjut diharapkan tidak akan mencemari lingkungan tempat tujuan wabah tersebut disebar dan dapat ditempati lagi setelah peperangan usai. Peran dari bioteknologi sangatlah penting dalam pembuatan senjata biologis (bioweapons) dengan mudahnya mendeteksi, mengidentifiksi, dan neutralisasi agen biolois patogen lebih cepat.

Setiap senjata biologis (bioweapons) pasti memiliki pebedaan antara satu dengan yang lainya, maka dari itu terdapaat pengkatagorian dari senjata bilogis (bioweapons) dimana terdapat katagori A, B, dan C. Kategori A merupakan kategori yang memiliki resiko tinggi, mudah dalam penyebarannya, memerlukan penanganan khusus, dan mempengaruhi kesehatan umum, contoh senjata biologis kategri A adalah cacar, antrax, botulisme dan lain-lain. Kategori yan B dimana kategori ini penyebarannnya tidak begitu mempengaruhi lingkungan lebih ketujuan utamnnya dan tingkat kematian yang ditimbulkan rendah. Contoh dari kategori B yaitu brucellosis, demam, dan glander. Kategori yan C merupakan kategori senjata biologis (bioweapons) yang mudah dibuat dan disebarkan serta mempengaruhi kesehatan umum selain itu mampu menyebabkan kematian yang cukup tinggi dengan adanya modifikasi pada patogen yang penyebaranya diperuntukkan di masa depan. Dari beberapa kategori tersebut terdapat keuntungan dan kerugian pemanfaatan senjata biologis (bioweapons), untuk keuntungannya sendiri salah satunya dapat digunakan sebagai senjata dalam peperangan yang dibut secara efisien, tepat sasaran, dan tidak mudah terdeteksi oleh musuh, selain itu senjata biologis susah dalam penanganannya. Kerugian dari penggunaan senjata biologis antara lain dapat merugikan banyak aspek apabila pembuatan senjata biologi tidak dianalisis lebih lanjut dalam pengopersian selanajutnya. Individu yang bertugas menyebar patogen dapat terkontaminasi apabila tidak memakai pelindung yang memadai, dan dapat menimbulka masalah lokasi penyebarannya dimana tidak dapat ditemati lagi karena senjata biologis (bioweapons) tersebut terus berkembang.

Apabila bioweapon diciptakan untuk kepentingan yang negatif maka akan memberikan dampak negatif juga seperti kematian masal suatu kelompok akibat dari serangan senjata biologis (bioweapons) yang tidak terduga mampu menurunkn suatu populasi baik itu terhdap hewan, manusia, maupun tumbuhan. Bahwasnya dalam pembuatan senjata biologis pada zaman sekarang lebih diperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar tempat penyebaran senjata biologis itu disebar.

Referensi:
Imhof, R., Lamberty, P.(2020). A bioweapon or a hoax? The link between distinct conspiracy beliefs about the coronavirus disease (covid – 19) outbreak and pandemic behavior. Jurnal social psychologi and personality science. 11(8) : 1110-1118.


Schneider, R, B. Biological wepons in history.diakes pada 24 Maret 2024. https://www.britannica.com/technology/biological-weapon/Biological-weapons-in-history.

Dwipratama, P. 2023. Sifat dual use agensia biologi sebagai potensi ancaman aktual non militer terhadap pertahanan negar. Diakses pada 24 Maret 2024. https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/05/25/sifat-dual-use-agensia-biologi-sebagai-potensi-ancaman-aktual-non-militer-terhadap-pertahanan-negara.html.

Sharad S. Chauhan.(2004). Bioloogical weapons. APH Publising corporation. ISBN 978-81-7648-0. Page: 8-21