Virus HMPV Mewabah: Apa yang Terjadi dengan Kasus ISPA di Jakarta?
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah penyakit yang menyerang salah satu
bagian saluran nafas hidung alveoli termasuk adneksanya/sinus rongga telinga tengah pleura.
ISPA menyerang saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah,
penyakit ISPA disebabkan oleh virus atau bakteri yang diawali dengan gejala panas,
tenggorokan sakit, nyeri menelan, pilek dan batuk kering ataupun berdahak. Salah satu
bakteri yang menyebabkan penyakit ISPA ialah Streptococcus pneumoniae dan virus Human
Metapneumovirus. Tingkat keparahan ISPA tergantung pada patogen yang menyerang dan
ditandai dari gejala infeksi ringan, berat hingga terjadinya kematian. Faktor pemicu penyakit
ISPA meliputi polutan udara, kelembapan udara memicu pertumbuhan mikroorganisme,
kebiasaan merokok, dan usia (Ali et al., 2024). Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI
Jakarta, kasus penyakit ISPA di jakarta mencapai 638,291 dari Januari – Juni 2023,
meningkatnya pertambahan pengidap penyakit ISPA berasal dari pencemaran udara yang
berfluktuasi mencapai angka tertinggi pada kategori tidak sehat. Paparan polusi dapat berasal
dari asap kendaraan dan polusi industri (Sehatnegeriku, 2024). Terpaparnya polusi udara
seperti asap rokok, batuk dan bersin pada pengidap ISPA pada bayi hingga anak anak kecil
akan berpotensi terinfeksi oleh virus Human Metapneumovirus (Satapathy et al., 2024).
Human Metapneumovirus (HMPV) merupakan virus patogen yang menyerang saluran
pernapasan atas dan bawah, pengidap virus ini ditemukan pada anak kecil, bayi baru lahir
hingga orang tua yang terinfeksi penyakit pernapasan. HMPV berasal dari family
Paramyxoviridae khususnya pada genus Metapneumovirus, diketahui menyebabkan infeksi
pernapasan ringan hingga berat terutama pada anak kecil, lansia dan orang yang memiliki
sistem kekebalan tubuh lemah. Penularan virus Human Metapneumovirus paling umum
adalah melalui droplet pernapasan yang dihasilkan saat orang terinfeksi batuk, bersin, atau
berbicara. Droplet ini dapat menyerang area mulut, hidung, atau mata orang tersebut,
sehingga menyebabkan menyebarkan infeksi. HMPV juga dapat ditularkan melalui kontak
langsung, seperti berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi atau menyentuh permukaan
yang terkontaminasi dengan sekresi pernapasan seperti gagang pintu, benda yang digunakan
bersama. Gejala terinfeksinya Human Metapneumovirus ialah hidung tersumbat, hidung
berair, batuk, demam dan sakit tenggorokan (Satapathy et al., 2024).
Dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan kasus ISPA akibat Human
Metapneumovirus (HMPV) di Jakarta. DKI Jakarta mencatat jumlah tertinggi kasus infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) di Indonesia. Laporan (Permanasari et al., 2024)
menunjukkan bahwa prevalensi ISPA pada balita mencapai 99,48 persen. Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 638.000 kasus ISPA selama periode Januari hingga
Juni 2023. Kecamatan Menteng menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi dalam kurun
waktu tersebut. Lingkungan yang padat penduduk dan kualitas udara yang buruk turut
meningkatkan risiko penularan penyakit pernapasan di wilayah perkotaan.
Human metapneumovirus (HMPV) muncul sebagai salah satu penyebab baru ISPA di
Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, melaporkan bahwa terdapat
214 kasus ISPA akibat infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) yang tercatat sejak tahun
2023 hingga Januari 2025. Data mencatat 13 kasus pada tahun 2023, 121 kasus pada tahun
2024, dan 79 kasus hanya dalam bulan Januari 2025. Musim pancaroba serta peningkatan
infeksi virus pernapasan lain, seperti influenza dan RSV , bertepatan dengan lonjakan kasus
HMPV . Gejala HMPV menyerupai ISPA pada umumnya dan berdampak lebih serius pada
kelompok rentan, seperti balita dan lansia. Deteksi virus melalui pemeriksaan laboratorium
yang semakin sering menunjukkan bahwa HMPV perlu mendapat perhatian khusus dalam
upaya pengendalian penyakit pernapasan di lingkungan urban (Putri & Dirgantara., 2025).
Distribusi kasus human metapneumovirus (HMPV) menunjukkan variasi berdasarkan
wilayah geografis, kelompok usia, dan waktu kejadian. Penyebaran virus terjadi secara
global. Wilayah beriklim sedang (tropis) dan musim dingin yang jelas mencatat insidensi
lebih tinggi. Lonjakan kasus terjadi selama musim dingin hingga awal musim semi. Wilayah
tropis mengalami penyebaran sepanjang tahun tanpa pola musiman yang konsisten.
Anak-anak balita menunjukkan angka insidensi tertinggi. Kelompok usia ini memiliki tingkat
kerentanan tinggi terhadap infeksi. HMPV berkontribusi terhadap sekitar 5–10% kasus
infeksi saluran pernapasan akut yang memerlukan perawatan rumah sakit pada anak, lansia
dan individu dengan gangguan sistem imun. Peningkatan insidensi terjadi bersamaan dengan
peredaran virus pernapasan lain seperti respiratory syncytial virus (RSV) dan influenza
(Khairani, 2025).
Lonjakan kasus ISPA di wilayah jakarta terjadi akibat berbagai sumber pencemaran
udara yang umum dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Aktivitas manusia dan kondisi
lingkungan menjadi faktor utama yang memperburuk kualitas udara. Kebakaran lahan di
sekitar kota melepaskan asap tebal yang terbawa angin ke pemukiman padat. Emisi dari
pabrik dan fasilitas industri mencemari atmosfer secara terus-menerus. Pembakaran sampah
rumah tangga secara terbuka masih dilakukan di banyak lingkungan. Gas buang dari
kendaraan bermotor mendominasi polusi udara harian di wilayah perkotaan. Aktivitas
memasak yang menggunakan bahan bakar padat dan penggunaan bahan kimia rumah tangga
menyumbang partikel berbahaya ke udara. Paparan polusi udara meningkatkan risiko
gangguan pernapasan. Tingkat kontaminasi udara yang tinggi menyebabkan lonjakan kasus
ISPA di wilayah Jakarta (Situmeang et al.,2023).
Pencegahan menjadi aspek yang sangat krusial dan melibatkan strategi menyeluruh,
mulai dari tindakan medis hingga modifikasi gaya hidup. Penerapan hidup yang sehat seperti
mencuci tangan, pola makan yang seimbang, aktivitas fisik teratur, serta cukup istirahat
terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi HMPV . Pendekatan
spiritual dan solidaritas sosial juga memiliki peran yang signifikan dalam memperkuat
kesiapan mental serta emosional masyarakat untuk menghadapi penyakit. Pola hidup sehat
mencakup keputusan konsisten setiap hari untuk memelihara keseimbangan dalam aspek
fisik, mental, dan sosial. Harmonisasi ini tidak hanya berkaitan dengan menjaga kebugaran
jasmani, tetapi juga dengan membangun ketahanan tubuh yang tinggi terhadap infeksi.
Pencegahan HMPV , praktik seperti mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik terbukti
efektif menurunkan kemungkinan penularan antara 40 hingga 60 persen. Penting terutama di
tempat-tempat ramai seperti rumah sakit atau pusat perawatan anak. Bagi mereka yang
berisiko lebih tinggi, seperti pasien dengan sistem imun yang lemah, langkah pencegahan
harus diperkuat melalui pemakaian masker N95 dan membatasi kontak dengan individu yang
sedang sakit (Sirait et al, 2025).
Kesimpulan
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan
yang umum dan signifikan di tengah masyarakat, terutama di kota-kota padat penduduk
seperti Jakarta. Dalam dua tahun belakangan, ada virus baru bernama Human
Metapneumovirus (HMPV) yang ikut berperan dalam peningkatan kasus ISPA. Kasus HMPV
ini cenderung meningkat, terutama pada kelompok yang rentan seperti anak balita, orang
lanjut usia, dan mereka yang kondisi tubuhnya sedang kurang fit. Kualitas udara yang buruk
akibat polusi dari kendaraan, pabrik, dan kebakaran hutan, serta kebiasaan buruk seperti
merokok dan membakar sampah, sangat mempengaruhi peningkatan kasus ISPA. Penyebaran
HMPV juga berbeda-beda di setiap daerah. Di daerah dengan empat musim, kasusnya tinggi
saat musim dingin, sementara di daerah tropis seperti Indonesia, virus ini menyebar
sepanjang tahun. HMPV menular melalui percikan air liur saat batuk atau bersin, dan juga
melalui sentuhan pada permukaan yang sudah terkontaminasi. Gejala yang timbul mirip
dengan ISPA pada umumnya, seperti batuk, hidung meler, demam, hingga kesulitan bernapas.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk melakukan pencegahan secara menyeluruh, misalnya
dengan rajin mencuci tangan, menutup mulut saat batuk atau bersin, memakai masker, serta
menjaga kesehatan fisik dan mental. Selain itu, meningkatkan kemampuan laboratorium
dalam mendeteksi virus serta memberikan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat
juga penting dalam mengendalikan ISPA, terutama yang disebabkan oleh HMPV . Dibutuhkan
pendekatan yang menyeluruh, mencakup aspek medis, lingkungan, sosial, dan spiritual, agar
masyarakat Jakarta lebih kuat dalam menghadapi ancaman penyakit pernapasan.
REFERENSI
Ali, I. H., Hamka., & Male, S. N. (2024). Karakteristik epidemiologi penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) di Pukesmas Telaga Biru. Healthy Tadulako Journal (Jurnal
Kesehatan Tadulako), 10(3), 370-378.
Khairani, R. (2025). Human Metapneumovirus (hMPV): Tantangan Baru dalam Kesehatan
Global. Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 8(1).
Permanasari, E. D., Nugrahaeni, F., Rahmadini, N., Zakka, G. Q., Chandra, A., & Bella, C.
A. (2024). Sosialisasi dan Edukasi Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan di Kecamatan
Menteng, DKI Jakarta. Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(1), 108-114.
Putri, L. M., & Dirgantara, G. (2025, Januari 11). Dinkes DKI temukan 214 kasus ISP A akibat
HMPV di awal 2025. Antara News
https://www.antaranews.com/berita/4577526/dinkes-dki-temukan-214-kasus-ispa-akibat-
hmpv-di-awal-2025
Sataphaty, T., Sataphaty, A., Sataphaty, A., Yadav, N., Chandrakar, M., & Chandrakar, K.
(2024). Recent outbereaks of human metapneumovirus (HMPV): prevention diagnosis
and therapeutic insights. Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 15(2), 193-203.
SehatNegriku. (2024). Polusi ancaman saluran pernapasan. [Diakses Pada Tanggal 14 Juni
2025]. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240108/5644635/polusi-ancam
saluran-pernapasan/.
Sirait,E. A. T. H., Halomoan, Y . K., Manurung, C. E. E., dan Jonathans, K. R. (2025). Pola
Hidup Sehat Dan Pencegahan Penyakit: Sebuah Kajian Teologis Berdasarkan 1Korintus
6:19-20 Untuk Pencegahan Human Metapneumovirus. Sabda: Jurnal Teologi Kristen,
6(1), 130-146.
Situmeang, B. S., Napitupulu, R., Ambu, R. S., Yohanes, A., Yoshua, S., & Siahaan, C.
(2023). Pengaruh Tingkat Polusi Udara Terhadap Tingkat Pengidap Penyakit ISPA di
Lingkungan Masyarakat Kramat Jati. Journal of Comprehensive Science (JCS), 2(12).